Sumarno HP

Selasa, 31 Januari 2012

Sekar Gambuh


GAMBUH

Gambuh adalah jenis tembang macapat untuk mengungkapkan rasa persaudaraan, sambutan, nasihat dan pendapat yang sungguh-sungguh. Dahulu tembang ini cukup populer untuk mengajar budipekerti di sekolah dasar dan menengah. Barangkali karena watak tembang ini bukan untuk menghibur. tembang gembuh tidak banyak ditampilkan di dunia hiburan tradisional.
Untuk memberi tahu penembang mendendangkan lagu gambuh digunakan kata-kata : gambuh, nggambuhi, tumambuh. tambuh. Kata tambuh berarti tidak perduli atau tidak tahu, dan dari kata dasar tersebut  dibentuk kata-kata:  ditambuhi artinya  tidak diperhatikan, tumambuh artinya  pura-pura tidak tahu, dan  katambuhan artinya pangling atau hampir tidak kenal lagi.
Sebagai tembang macapat, sebait gambuh terdiri atas 5 larik masing-masing dengan jumlah suku kata (guru wilangan) dan sajak akhir (guru lagu) sebagai berikut :  I. 7 – u; II. 10-u ; III. 12- I ; IV 8-u; V. 8-a . Di bawah ini terdapat contoh  tembang  gambuh dengan notasi angka yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mendendangkannya.
Sekar Gambuh
( Pelog 6)
5      6    1      1        1      6      12
4     5     7      7        7      5      71
Se-kar   gambuh    ping    ca-     tur
2         1   6   5      5   6     1        1   6      12
1         7   5   4      4   5     7        7   5      71 
Kang ci-na-tur    po-lah   kang   ka- lan- tur
5      4    2   45     5  5  5  5  6    4   2   1 
4      3    1    34    4   4  4  4  5    3   1   7
Tanpa    tu-tur    ka-tula-tula    ka-ta-li
4     5   5    5    6    4   5    6 
3     4   4    4    5    3   4    5 
Ka-da-lu-war-sa   ka-tu-  tuh
6     1    2       1       6   56    4    5
5     7    1       7       5   45    3    4
Ka-pa-tuh     pan   da- di    a-  won.

Secara bebas tembang di atas dapat dibuat paraphrase sebagai beikut : Tembang gambuh keempat / yang dibicarakan tingkah laku yang kebablasan / Tanpa kata nasihat akan terbelenggu terlunta-lunta / terlambat kan dipersalahkan / jika sudah terbiasa buruk akan jadi buruk. //

Selanjutnya akan diberikan beberapa bait tembang gambuh yang nama penciptanya ( sandi asma) disembunyikan dalam kalimat syair tembang tersebut. Agar mudah dipahami dan didendangkan, diberikan juga versi bebas terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Dhatan Tumambuh

(1)
Kang kasekar ing gambuh
reformasi prastawa kepungkur
Kutha Sala rusak lan kobong kabesmi
ambruk rezim orde baru
mili waspa lan ludira
(2)
Sung oncek ing pasemu
Ngudhar rasa ing prastawa rusuh
Juranging pasrawungan Cina lan Jawi
Nalar sudagar manandur
Tanpa rasa tresna bangsa.
(3)
Wedhus ireng kapranggul
Dadya tumbal kapanggang ing tungku
Bangsa manca klawan Cina tinuding
Modhal capital lumayu
Tan nyata tresna mring bangsa
(4)
Urip tentrem yen rukun
Kuta Sala saiki wus mbangun
Kapimpin Jakawi-Rudi kang taberi
Mireng sedaya panyuwun
Mrih raharjaning bangsa.
(5)
Prayoga pra priyantun
Kadya grebeg Sudira winangun
Jawi Cina tumplek ing Imlek riyadi
Kanthi barongsai kalipur
Antuk angpo, kuwih kranjang.
(6)
Gya urip kang satuhu
Aja mung amburu bandha bandhu
Nadyan tedha lantaraning urip iki
dudu upa kang tinuju
urip tentrem bebarengan
(7)
Tan kwatir dina sesuk
Sesuk bungah lan susah tinemu
Susah sedina cukup nggo dina kuwi
Urip utama kang baku
Luwih penting timbang boga
(8)
Bagya mulya kasuwun
Tresna bangsa Indonesia tulus
Tebihna gething sengit dengki lan iri
Ngudi mbangun guyub rukun
Dadya santosaning bangsa
(9)
Sumarah tan tumambuh
Marang Allah pitados satuhu
Nora lali mring kautaman jati
Hambek darma mrih rahayu
Peparinga mring kang papa

(1)
Terangkai tembang gambuh
Reformasi pristiwa dahulu
Kota Solo rusak dan disulut api
Tumbang(-kan) rezim orde baru
Mengalir darah air mata

(2)
Kan kupas dalam semu
Urai rasa di  pristiwa rusuh
Jurang hubungan antar Cina dan Jawi
Nalar saudagar invest terus
Tanpa rasa cinta bangsa

(3)
Kambing hitam ditemu
Jadi tumbal dipanggang di tungku
Bangsa asing dan Cina lalu dituding
Modal capital diangkut
Tak jelas cinta kan bangsa

(4)
Hidup tentram kalau rukun
Kota Solo kini tlah (mem-)bangun
Dipimpin Jakawi-Rudi yang tlah rajin
Dengar swara rakyat berseru
Untuk sejahtra bersama


(5)
Baik bapak dan ibu
Bagai grebeg Sudira terbangun
Jawa Cina tumpah ruah di Imlek hari
Dengan barongsai dihibur
Dapat angpo, kue kranjang.

(6)

Hiduplah dengan sungguh
Janganlah harta benda diburu
Walau makan jadi prasyarat hidup ini
Bukan makan yang dituju
Tentram hiduplah bersama


(7)
Tak khawatir kan esok
Esok suka duka kan ketemu
Susah sehari cukup untuk sehari
Hidup utama yang baku
Lebih penting dari makan.


(8)
Bagia mulia dimohon
Cinta bangsa Indonesia tulus
Jauhkan watak benci dan iri hati
bangun paguyuban rukun
jadi kekuatan bangsa


(9)
Berserah tiada tambuh
kepada Allah percaya  sungguh
tiada lupa keutamaan sejati
(ber) buat baik amal slalu
Pada yang papa kan slamat.


Tembang GAMBUH ini disusun agar pluralisme terjaga dan jadi semangat bersama sungguh-sungguh, TIDAK BERPURA-PURA  untuk membangun habitus baru dalam kehidupan bersama yang telah dimulai oleh Walikota dan Wawali Solo di era setelah reformasi.

Solo Baru, Imlek 2563 / Masehi 2012

5 comments:

Napster13579 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Citra Bangun Mandiri mengatakan...

Ilmu baru terimakasih. Www.sarikurmaajwa.com Sehat lebih lama

Citra Bangun Mandiri mengatakan...

Ilmu baru terimakasih. Www.sarikurmaajwa.com Sehat lebih lama

Unknown mengatakan...

Terimakasih infonya

Unknown mengatakan...

Terimakasih infonya

Posting Komentar