TABERI SINAU
Tembang macapat PUCUNG dapat dipakai bercanda, menyampaikan teka-teki ( cangkriman), menyapa kaum muda dengan sindiran, ajakan dan ajaran secara santai. Tembang pucung bentuknya sederhana dapat dibuat dan ditembangkan oleh siapa saja sehingga dahulu tembang pucung sangat popular di kalangan anak-anak pelajar dan masyarakat.
Kata pucung berasal dari akar kata cung, yang kemudian terbentuk kata pucung, kuncung, kacung, dengan arti “yang muda lucu.” Pucung adalah nama pohon atau buah yang bijinya dikenal dengan nama kluwak. Pohon ini sudah menjadi pohon langka. Banyak orang Solo belum pernah melihatnya, bahkan tidak tahu bahwa pohonnya bernama pucung. Biji kluwak ini bisa dipakai bumbu sayur ( Solo, Yogya) antara lain rawon yang berupa daging sapi dengan kuah pakai taoge atau thokolan dari tunas biji kacang hijau dan dimakan dengan sambal trasi. Sedangkan kuncung adalah rambut pendek yang disisakan di atas ubun-ubun anak yang dicukur gundul sehingga kelihatan lucu. Di era 1950-an pada bacaan sekolah ada tokoh kuncung ( bocah laki-laki) dan bawuk ( bocah perempuan).
Kita belum tahu mengapa kata pucung dipilih untuk menamai sebuah bentuk tembang. Apa hubungannya kluwak dengan tembang pucung? Ada orang yang mengaitkan kata pucung dengan pocong kain pembalut jenazah. Kemudian dibuat kesimpulan bahwa tembang pucung untuk mengungkap-kan kematian. Bagi kita kesimpulan ini tidak mutlak benar, karena kematian adalah sesuatu yang serius, sedangkan tembang pucung untuk menyampai-kan sesuatu secara santai.
Tembang pucung dapat disusun dengan mengikuti aturan, yakni :
1. Setiap bait terdiri atas 4 larik kalimat,
2. Jumlah suku kata ( guru wilangan ) dan guru lagu : 12-u, 6-a, 8-1, 12a.
3. Tembang berwatak kendur, tidak perlu ada klimaks, menimbulkan suasana akrab dan jenaka.
Barangkali karena sederhananya dan kurang tepat untuk mengajarkan hal-hal yang serius dan filosofis, tembang Pucung tidak banyak disusun oleh para pujangga. Kita menemukan 15 bait pucung dalam Wedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV dan beberapa di buku lain. Di sini kita tidak ada maksud memaparkan semua karya tersebut. Hanya beberapa kutipan dipakai sebagai contoh, dan lagu-nya ( notasi angka) dipilih yang bercorak slendro dan pelog.
1. Pucung Cangkriman NN : (Slendro Manyuro)
6 6 5 3 1 1 1 2 6 6 5 3
1 1 6 5 2 2 2 3 1 1 6 5
Bapak Pucung / dudu watu dudu gunung /
1 2 6 3 2 1
2 3 1 5 3 2
Sabamu ing sedhang /
1 2 1 3 2 1 21 6
2 3 2 5 3 2 32 1
Pencokanmu lambung ke-ring /
3 3 5 3 3 3 1 6 3 56 3 2
5 5 6 5 3 3 2 1 3 61 5 3
Prapteng wisma / si pucung mutah ku-waya //
Terjemahan bebas untuk dapat ditembangkan :
Bapak pucung bukan batu bukan gunung / Pergimu ke sendhang / Hinggapmu di lambung kiri / Sampai rumah si pucung tumpah airnya.
Nah, tembang pucung di atas berisi teka-teki. Generasi sekarang tentu tidak tahu jawabannya. Dahulu sebelum era 1960-an perempuan desa mengambil air ke sendang dengan membawa tempat air itu, yang bentuknya bulat, berleher, bahan dari grabah. Benda itu dibawa dengan menggendongnya di pinggang kiri. Apakah itu?
2. Kaluwak : ( dari Serat Wulangreh, PB IV )
Pelog Pathet 6
5 5 65 3 6 1 2 312 5 5 65 3
Kamu-la- ne kaluwak nom-nomani- pun
2 3 . 12 63 232 1
Pan dadi sa- tung-gal
6 1 2 2 3 56 1 3216
Pucung arane pu -ni- ki
6 1 2 3 2 2 21 6 1 1 12 2
Yen wus tuwa kaluwa- ke pisah-pi -sah
Terjemahan bebas
Semulanya kaluwak waktu mudamu / Menyatu adanya / Pucung namanya yang ini / Kalau tua kaluwak terpisah-pisah
3. Wus kebacut acawetan nedya cancut
Cancalan cancala
Caruk cacak lawan lembing
Ngecakake weca kang sampun kinecap.
Terjemahan bebas.
Tlah terlanjur bercawat kan siap maju / Pukul dan tendangan
Clurit cakram dengan lembing / Meneraplan ramal yang tlah terucapkan.
4. Durung pecus kasusu kaselak besus
Yen maknani rapal
Kaya sayid weton mesir
Pendhak-pendhak angendhak gunaning janma
Terjemahan bebas
Belum mahir tergesa segra berbagus / Kan menafsir mantra / Bagai sayid dari Mesir / setiap-kali berteluk guna manusia
5. Ngelmu iku kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese durangkara.
(Ng) ilmu itu didapatkan dengan laku / Diawali ku-at / Arti kuat sentosa-I / Setia budi menakutkan kemungkaran./
Selanjutnya disampaikan di sini tembang Pucung karangan Sumarno Hp.
PUCUNG TABERI SINAU
1. Murid iku kudu taberi sinau Ngangsu kawruh basa Kawruh donya teknologi Etung pinter dadya sidik lan sarjana // 2. Winisuda, sirna pepetenging kalbu / Ilmu wus manunggal Lan timbalan gya upadi Makarya kang dadya raharjaning janma.// 3. Sinau iku nganti tuwo tansah ngangsu / Kawruh kasampurnan Kanggo ngabdi mring sesami Amrih Mulya Dalem Gusti rahayua // 4. Wong makarya, laras tugas lan fungsimu / Ngabdi mring Negara Sregep tandang tan korupsi Kang prayoga nggonmu labuh ladi bangsa.// 5. Tanpa tutur pikiran kelantur-lantur / Pikiran tan nalar Ora ngerti marang adil sang dwija wus medhar ing kautaman // | 1. Murid itu mesti taat tuntut ilmu Timba ilmu bahsa Ilmu alam teknologi Hitung pintar, jadi bijak dan sarjana // 2. Diwisuda hilang kegelapan kalbu / Ilmu tlah bertunggal Dan panggilan segra cari Karya untuk kesejahtraan bangsa. 3. Studi itu sampai tua timba ilmu Ilmu yang sempurna / ‘ntuk sesama kau mengabdi / Demi mulya Tuhan Allah dan manusia / 4. Kan bekerja sesuai tugas dan fungsimu / Abdilah Negara Rajin kerja tak korupsi Yang spantasnya kau berkorban demi bangsa / 5. Tanpa tutur pikiran melantur-lantur / Pikiran tak nalar Tiada tahu sikap adil Sang Guru tlah mengajar keutamaan. / |
Solo Baru, Valentine day 2012
9 comments:
asslamualaikum..
saya inginbertanya , Apa arti dari tembang macapat pocung ?
Mba puji lestari.. di google kan banyak mba..
@MarcoMichel11
jenis jenis tembang pocung?
makasih kak, sangat membantu..
tapi, saya mau tanya apa arti dan isi tembang pucung yang nomor 5??
makasih atas infonya.
kalau no 4 intinya tentang apa?
nomer 4 keikhlsan dalam berbuat -5 menemukan guru sejati dalam dirinya
cangkrimannya apa aja tuh 1-5
maaf, saya mau mencari tema dan amanat dari tembang pucung. tp saya kurang faham dengan bahasa jawa. mohon bantuannya
mungkin sekarang kau tlah bahagia
Posting Komentar