Sumarno HP

Selasa, 10 April 2012

SEKAR KARTINI


MBIRAT PETENGING JAGAT

Setiap tanggal 21 April, para pelajar dan kalangan wanita Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur,  memperingati hari Kartini untuk menghormati dan membaharui semangat kaum wanita memperjuangkan emansipasi atau kesetaraan gender yang sudah dicapai.  R.A Kartini adalah sosok wanita Jawa yang berjiwa modern di tengah keluarga dan bangsanya yang sangat feodalistik yang mensubordinasikan perempuan dalam keluarga dan masyarakatnya. Ia telah mengenyam pendidikan di sekolah Belanda di Jepara dan bisa memberikan arah bagi kaumnya untuk merdeka, serta memulai mendidik anak perempuan agar memiliki skill sehingga bisa memangku jabatan lain selain jadi isteri.

R.A. Kartini lahir pada 28 Rabiulachir Tahun Jawa 1808 ( 21 April 1879 ) di Mayong Japara, anak kelima R.M Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Japara. Kakeknya, Bupari Demak, adalah orang yang sudah berpikiran maju, yang  mau menyekolahkan anak-anaknya mendapat pelajaran Barat. R.A Kartini memiliki kawan-kawan wanita Eropa yang sudah maju, dan mereka berkomunikasi dengan saling mengirim surat  dalam bahasa Belanda. Dari surat-suratnya itulah kita bisa mengenal cita-cita, pikiran-pikiran dan apa yang diperbuat untuk memajukan kaumnya. Maka baiklah kalau kita membaca surat-suratnya itu yang telah diterjemahkan  dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, (Armijn Pane 1972, Cet 7)

Banyak hal menjadi topic dalam surat-surat Kartini. Beberapa kutipan dapat dibaca, antara lain :

·         Kami anak perempuan pergi belajar ke sekolah, keluar rumah tiap-tiap hari, demikian itu saja sudah dikatakan melanggar adat. Ketahuilah bahwa adat negeri kami, melarang keras gadis keluar rumah. Ketika saya sudah berumur dua belas tahun saya ditahan di rumah, saya mesti masuk tutupan…( kepada Nona Zeehandelar 25 Mei 1899)
·         Sesungguhnya adat sopan santun kami orang Jawa amat sukar. Adikku harus merangkak bila hendahk lalu di mukaku. Kalau ada adikku duduk di kursi, apabila aku lalu, haruslah ia turun duduk di tanah…(18 Agust 1899)
·         Bagi saya hanya ada dua macam bangsawan, bangsawan pikiran dan bangsawan budi. Tiada yang lebih gila dan bodoh pada pemandangan saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya itu.(18 Agustus 1899)
·         Meskipun seribu kali orang mengatakan , beristeri empat itu bukan dosa menurut hukum Islam, tetapi aku tetap selama-lamanya mengatakan itu dosa. Segala perbuatan yang menyakitkan hati sesamanya, dosalah pada mataku. Betapakah azab dan sengsara yang harus diderita seorang perempuan bila lakinya pulang ke rumah membawa perempuan lain, dan perempuan itu harus diakuinya perempuan lakinya yang sah, harus diterimanya jadi saingannya? ( 6 Nov 1899)
·         ..Agama itu yang sebenarnya harus mempersatukan semua hamba Allah, sejak dari dahulu-dahulu menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan, jadi sebab perkelahian berbunuh-bunuhan yang sangat ngeri dan bengis-nya,.Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu? (1899)
·         Dengan pendidikan yang bebas itu, bukanlah sekali-kali maksud kami menjadikan orang Jawa itu orang Jawa Belanda, melainkan cita-cita kami ialah memberikan kepada mereka sifat-sifat yang bagus yang ada pada bangsa lain, akan jadi penambah sifat yang sudah ada padanya, bukanlah akan menghilangkan sifat-sifatnya sendiri, melainkan akan memperbaiki dan memperbagusnya. (kepada Ny. van Kol, Agust 1901)

Dari surat-surat Kartini, kita bisa menghargai Kartini sebagai perintis jalan kaum wanita mencapai kesetaraan dengan pria.. W.R Supratman menciptakan lagu Ibu Kita Kartini, sebagai lagu wajib pelajar untuk dinyanyikan pada peringatan RA Kartini. Syair lagu berbunyi: Ibu Kita Kartini Putri Sejati, Putri Indonesia harum namanya. Ibu Kita Kartini Pendekar bangsa, pendekar kaumnya, untuk merdeka. Wahai Ibu Kita Kartini Putri yang mulia,  Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.

Berikut ini disajikan tembang Sinom berjudul Mbirat Petenging Jagat yang bisa dinyanyikan dengan berbagai gaya Sebagai contoh untuk melagukannya, diberikan tembang sinom hafalan anak sekolah dengan gaya Slendro sanga. Selanjutnya diberikan tembang Jawa dan Indonesia untuk mengenang R.A Kartini yang dapat dinyanyikan dengan pola lagu yang sama..
Mbirat Petenging Jagat
Sinom slendro sanga dening Sumarno Hp

             1    1   1    1    2    2    61    65
1.             Ta-ru-na  pri-ya  lan  Ke-  nya 

 5    6      1    2   1      1         21     6
E-mut  kar-sa-ning Hyang Wi-  di

6   1   1   1  6     5    23    2
Loro-loro- ne    sa-  ta-   ta

2     2    2     2   3    5      2     16
Sa-mi   ing  ra-sa   lan  pi-   kir

5        6     61    5      5    32     2
Wangun ko-  drat tan  sa-    mi

2      2      1    1      6   2    32   1
Ke-nya   ing-gih   dadya  i-    bu

1       2     2    3    5     2    16
Lan  pri-ya   dadya   ba-  pa

6     1   1   1     6     6    16    5
Ke-ka-ro-ne   gya  nya-wi-  ji

2         5       6     6     6     1    5    2    1      2     61    1
Mba-ngun  tres-na   ba-  le  wis-ma  lan  ne-  ga-    ra

2.    Budaya adat kang beda
Putra jalu lan pawestri
Putri sinengker ing pura
Antuk jodho kang kapiji
Tan pareng makarya  mligi
Ndherek garwa, bapa, biyung
Kadya paksi klangenan
Dyah Kartini mbikak kori
Kenya majeng ing ilmusaha makarya
 

3.    Putra Putri Sosroningrat
Miyos ing Jepara puri
Ing wolulas pitu sanga
Slikur April tanggap warsi
Raden Ajeng Kartini
Pangarsaning kenya luhur
Mbirat petenging jagat
Dados cecala ing margi
Paring warah mardikaning pra wanita

4.    Gya maju ing pawiyatan
Luhur ing pikir lan budi
Trampil ing sabarang karya
Dadya jamanging pra putri
Nggayuh martabat jati
Dudu bandha pangkat dhuwur
Dadi putri mardika
klawan ajining pambudi
sugih pikir rasa, karsa,lan makarya

5.    Cinandra pandhega bangsa
Mrih nampi hak ing pawestri
Den  mardika manggih marga
Mahayu majenging putri
Sinartan sang Adipati
Amung karsaning Hyang Agung
Kartini pun timbali
Bibar mbabar putra siji
Mugi Allah paring mulya salaminya

6.    Anganthi wanita tama
Marsudi smangat Kartini
Migunani nusa bangsa
Dadi pangarsa negari
Menteri lan bupati
Pra wanita ing pandulu
Jembar kalangane yekti
Manggih ajining pawestri
Dadya  srana raharjaning brayat bangsa

7.    Mung luwarna saking mala
Pikir wus akeh nalingsir
Keh wanita tanpa tresna
Soroh slira amek rizki
Anak cinekik mati
Ninggal glanggang colong playu
Slingkuh pamer nglingsemi
Wongsal-sangsul palakrami
Tanpa  rasa pangrasa tumindak dosa

8.    Pra Kenya kang wus mardika
den pepetri  emansipasi
Kanthi lambaran budaya
Padhanging pikir lan budi
Miturut Ibu Kartini
Anggayuh papan kang luhur
Bebener kang kaesthi
Ndherek dhawuh sabda suci
Mrih  rahayu brayat bangsa lan nagara

Sekar Kartini berjudul Mbirat Petenging Jagat di atas dapat ditembangkan dengan syair bahasa Indonesia sebagai berikut :

1.   Pemuda priya  wanita / Ingat kehendak Hyang Widi /  Kedua-duanya setara / Sama dalam rasa-pikir / Beda bentuk kodrati /  Wanita jadilah ibu /  Dan pria sbagai bapa / Keduanya satu jadi / Bangun cinta rumah tangga dan Negara //

2.    Budaya adat yang beda / Anak putri dan lelaki / Putri dipingit di rumah /
Diberi  jodoh yang dipilih / Tak boleh kerja sendiri / (se)-turut suami, ayah ibu / Bagai burung dalam sangkar / Pintu dibuka Kartini / Wanita pun maju dalam ilmu dan kerja.//

3.    Anak Putri Sosroningrat /  Lahir di Jepara Puri / Delapanblas tujuh S(e)mbilan /  Dua puluh satu April / Raden Ajeng Kartini /  Perintis wanita luhur / Buka kegelapan dunia / Jadi jalan terang hati / Membri ajar kemerdekaan wanita //

4.    Majulah di pendidikan / Tinggi di pikir dan budi / Trampil sebarang karya / Jadi mahkota pra putri / Capai martabar sejati / Bukan harta pangkat  luhur / Jadi putri merdeka / serta dirinya berbudi / Kaya pikir. rasa, karsa dan berkarya //

5.    Dicitra pendekar bangsa / Perjuangkan hak pra putri / Merdeka dan dapat jalan / Usaha majukan putri / Bersama sang Adipati / Oleh kehendak Hyang Agung / Kartini hadap Gusti (Tuhan) / Habis melahirkan bayi / Smoga Allah beri bahgia selamanya //

6.    Berpegang wanita utama /  Berjuang smangat Kartini /  Dan berguna bagi bangsa / Jadi pemimpin negeri /  Menteri dan bupati / Wanita ilmunya maju /  Luas cakrawala bakti / Capai martabat yang tinggi / Jadi sarana sejahtra warga bangsa //

7.    Bebaskan dari durhaka / Pikir tlah banyak tersingkir / Wanita yang jual cinta /  Menghibur  menjual diri /  Anak dicekik mati / Buang bayi tanpa ragu / Slingkuh pamer sensasi / (ber) Ulang kali kawin cerai /Tanpa rasa bersalah berbuat dosa. //

8.    Wanita sudah merdeka /  berjagalah emansipasi / Dengan berdasar budaya / Terang pikiran dan budi / Seturut Ibu Kartini /
Mencapai tempat yang luhur / (ke) benar (an) yang diikuti / Turut printah Sabda suci / Demi  slamat kluarga  bangsa, dan  Negara.//

Solo Baru,  April 2012

0 comments:

Posting Komentar