Sumarno HP

Minggu, 06 September 2015

 SANGKALA 1945
PANCASILA TERUS DI HATI
Ig. Sumarno Hadipuspito

Dalam sastra Jawa,  lebih luas lagi budaya Jawa, terdapat apa yang disebut sangkala atau sengkala, yakni kata-kata sebagai perlambang yang menunjukkan angka tahun sebuah karya dicipta atau suatu peristiwa terjadi. Jika yang dipakai tarikh Jawa berdasar  hitungan perputaran bulan / lunair, perlambangan itu disebut candra sangkala, dan jika yang digunakan tahun Caka atau tahun Masehi yang menggunakan perhitungan matahari (solair / syamsiyah) disebut surya sangkala. Perlambangan dengan kata-kata biasa dan sinonimnya disebut sangkala lombo atau sederhana, sedang sangkala yang memakai gambar atau relief disebut sengkala memet (kompleks).
Di sebuah pintu gerbang kraton Yogyakarta terdapat sangkala berupa dua naga yang bersatu di ekornya, dibaca DWI NAGA RASA TUNGGAL.  Kata dwi artinya dua atau angka 2, kata naga diartikan sebagai angka 8, rasa menunjukkan angka 6 dan kata tunggal adalah satu atau angka 1. Jika disusun berderet menjadi 2861 yang dibaca terbalik menunjuk angka tahun1682.  Contoh lain adalah  gambar barang kulit kerbau terentang di pajangan yang dapat dibaca sebagai “walulang kebo siji ” dengan per-lambangan Walu/wolu = 8,  lang (ilang ) = 0,  kebo =7,dan siji = 1 maknanya 8071 menunjuk angka tahun 1708.
Dalam sejarah Majapahit yang runtuh tahun 1400, angka tahun itu dilambangkan dengan kata sangkala SIRNA ILANG KERTANING BUMI. Kata-kata itu bernilai :  sirna = 0.ilang =0, kerta= 4, dan bumi = 1 yang dibaca terbalik sebagai tahun 1400 . Dalam kakawin Bharatayudha yang digubah Empu Sedah dan Panuluh pada sarga 1 bait 6 kita jumpai surya sangkala tahun Caka..”nahan don mpu Seddah makirrty Caka kala ri Sanga Kuda Cuddha Candrama…” dalam bahasa Indonesia “demikianlah tujuan mpu Seddah Panuluh berbuat kebajikan sanga kuda Cuddha Candrama,” Sangkala itu berarti : sanga = 9, kuda = 7, Cuddha (bersih, suci) = 9, candrama (bulan) = 1 yang dibaca 1079 Caka ,dan untuk tahun Masehi ditambah 78 menjadi 1157 M
Barangkali yang menarik adalah bagaimana angka perlambangan itu diperoleh. Pertama kita perlu melihat kata angka dan sinonim kata tersebut. Kedua, kita memperhatikan  orang, pribadi atau  benda-benda yang mempunyai jumlah dan watak atau sifat tertentu.  Berikut ini adalah contoh kata- kata yang merujuk angka-angka tersebut.
 satu, eka, tunggal. siji, mentari, bulan, bintang, bumi, Gusti, nata, manungsa, kawula, mustaka,kepala, tyas, ati
 Dua, dwa, dwi, loro, kalih, tangan, asta, pipi, kuping,sikil, nyembah,mlaku, krungu, weruh
Tiga, tigan, telu, tri, putri, estri, cacing,
 Empat, papat, pat, sekawan, catur, banyu, kali, segara, sumber, wedang, anyep, udan, karya, keblat, gawe, zaman
Lima, gangsal, panca, pandawa, yaksa, perang, gaman, angin, dalan, marga, guling, turu, sare
Enam, nenem, sad, rasa, pahit, getir,manis,enak, kecut, naya, retu, oreg, obah, lindhu, wit, wayang,kombang, tawon, guna
Tujuh, pitu,sapta, pandhita, gunung, wulang, sabda, swara, guru, dwija, suka, bungah, turangga, jaran, kuda, kebo,
Delapan, wolu, gajah, taksaka, naga, ula, esthi, slira, murti, cecak
Sembilan, sanga, nawa, lawang, butul, bolong, terus, guwa, gapura, dewa, wangi, arum, wadana,
Kosong, suwung, ilang, kothong, rusak, pati, sirna, langit, mumbul, muluk, dhuwur, dirgantara, adoh,

Beberapa contoh kalimat  yang mengandung sangkala :
Panca guna salira tunggal : Panca = 5, guna = 6 salira = 8, tunggal = 1 menyatakan tahun 1865
Sembah trus sabdaning nata : sembah (pakai tangan) = 2, trus= 9, sabda =7 nata = 1, menyatakan tahun 1792
Dwija catur ngesti tunggal : dwija =7, catur = 4, ngest i= 8 tunggal = 1 menyatakan tahun 1847
Tri sawa muni tunggal : Tri = 3, sawa = 7, muni = 8, tunggal = 1 menyatakan tahun 1873 (dalam tembang  dhandhanggula serat Baron Sekender.)
Wiku misik swara tunggil’ wiku = 7, misik = 5 swara = 7 tunggal = 1, menyatakan tahun 1757 (dalam dhandhanggula serat Arjunasasrabahu)

Bentuk sangkala ini hanya terdapat dalam kesastraan Jawa. Dalam sastra Melayu dan sastra Indonesia bentuk pantun, syair atau puisi tidak ada yang menggunakan candra sangkala atau surya sangkala. Pada hal sebenarnya kalimat sangkala ini bisa dibuat dalam berbagai kesastraan.
Dengan berpedoman pada kata-kata dan sinonimnya kita bisa menentukan angka tahun suatu karya dicipta, atau suatu peristiwa terjadi. Berikut ini adalah contoh tembang susunan Ig. Sumarno Hp yang mengandung kalimat sangkala pada permulaan atau bagian akhir tembang.
Tahun 1997 adalah berdirinya salah satu bangunan ibadah di Solo Baru. Untuk itu kami buatkan sangkala dalam tembang Mijil dengan pola sajak: I=10i, II=6o, III=10e, IV=10 i, V= 6i, VI=6u

MIJIL
Sabdane trus ing telenging ati  ( 1997)
Kanthi sembah pujo
Nglampahi dhawuh pangandikane
Mangga asih tresna mring sesami
Labuh labet nagri
Mrih samya rahayu

Mijil Bahasa Indonesia
sabdaNya trus menggema di hati
dengan sembah puja
melakukan perintah Hyang Kuasa
Mari sesama kita kasihi
Bakti pada negri
Smoga slamat slalu


Pada tahun 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Untuk mengingatnya kami membuat tembang dengan kata sangkala di bawah ini.

KINANTHI KAMARDIKAN

Titi rumpakaning kidung
Jumat legi ri nyarengi
Pitulas kaping tanggalnya
Ing Agustus Rohmadoni
Tinengeran suryasangkala
Pancasila    trusing    aji (1945)
5            4         9        1

PANGKUR KAMARDIKAN
5           4          9        1
Perang puput  trus nunggal (1945)
Ngusir walanda kang njajah  negari
Jepang ngrayah   bandha  bandhu
Solah bawa  kang nistha
Landa Jepang ngrampas bau suku
Dadi kuli lan  rumusha
Mulane bang-kit nyawiji



Bahasa Indonesia

Terangkailah tembang agung
Jumat legi waktu hari
Tujuh belaslah tanggalnya
di Agustus Rohmadoni
ditandai suryasangkala
Pancasila trus di hati
5       4        9          1

PANGKUR KEMERDEKAAN

Perang puput trus nunggal
Usir belanda yang menjajah negri
Jepang rebut harta karun
Tingkah laku yang hina
Belanda jepang rampas rakyatku
Jadi kuli dan rumusha
Maka bangkit satu hati


 Dalam tembang di atas disebutkan sangkala PANCASILA TRUSING AJI  atau  PANCASILA TERUS DI HATI dapat diterangkan sebagai berikut: Panca artinya lima (5) sila dapat berarti duduk bersila dengan dua kaki dilipat, jadi nilainya empat (4) trus atau terus bernilai Sembilan (9) kata aji dapat berarti diri, aku, dan dekat dengan bunyi kata siji (1) juga kata hati bernilai satu (1), maka urutannya 5491 dan dibaca terbalik 1945. Tentu saja orang lain boleh berpendapat lain dan membuat sangkala lain.
Sebenarnya lambang Negara RI berupa burung GARUDA PANCASILA telah dilukis dengan memakai perlambangan sangkala memet , seperti jumlah bulu-bulu ekor, sayap, gambar perisai, lambang tiap sila, yang menunjukkan angka tahun kemerdekaan tanggal 17 bulan delapan tahun 1945.  Dalam hal ini kiranya semua pelajar Indonesia telah mengetahuinya karena diberikan dalam pelajaran Civics Education (Pendidikan Moral Pancasila/ PMP/Pendidikan kewarganegaraan)

                                                                                               Solo Baru,17 Agustus 2015

0 comments:

Posting Komentar